Kisah Nyata Mendapat Karomah di Pelataran Ka'bah

Oktober 2025

Di tengah lautan manusia yang mengelilingi Ka'bah, seorang pria dari tanah Banua sedang menunaikan ibadah umrah. Sejak hari pertama berada di mekkah, hatinya dipenuhi harap: ia ingin sekali mencium Hajar Aswad, batu hitam yang menjadi saksi sejarah para nabi. Namun, dua kali ia mencoba mendekat, dua kali pula ia gagal. Desakan jamaah yang begitu padat membuatnya mundur, pasrah.

Hari pun berganti. Tibalah malam terakhirnya di Makkah Al-Mukarramah. Esok, ia harus kembali ke tanah air. Hatinya gelisah, ada yang belum tuntas. Di tengah keramaian jamaah, ia terdiam di pelataran Masjidil Haram, dan pada saat itu tersentak diam mengingat dengan waliyullah Abah Guru Sekumpul seorang ulama dari martapura, kemudian ia pun bertawasul kepada Abah Guru Sekumpul dan sambil berdoa dalam hati:

"Abah Guru Sekumpul... ulun handak mencium Hajar Aswad. Tolong bantui ulun, wahai wali Allah."

Dengan niat yang bulat dan hati yang penuh harap, ia pun melangkah menuju Ka'bah. Langkahnya mantap, meski tubuhnya terus terdorong oleh gelombang manusia. Di setiap desakan, ia terus berzikir, bertawasul kepada Abah Guru Sekumpul, memohon pertolongan.

Dan Subhanallah... entah bagaimana, kerumunan itu seakan membuka jalan. Dalam sekejap, ia sudah berada di hadapan Hajar Aswad. Dengan linangan air mata, ia berhasil mencium batu suci itu. Doanya terkabul. Hatinya penuh syukur.

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Saat ia menjauh dari kerumunan, ia baru menyadari bahwa tas kecil yang diselempangkan di bahunya telah hilang. Tali tas itu putus, entah sejak kapan. Di dalamnya ada dompet dan ponsel - segala identitas dan bekal perjalanan pulang.

Panik, ia berdiri terpaku. Lalu, dengan suara lirih namun penuh harap, ia berseru:

"Abah Guru Sekumpul... tas ulun hilang. Tolongi ulun mencarii..."

Ia mulai berjalan mengelilingi Ka'bah, matanya menyapu setiap sudut lantai marmer yang berkilau. Hatinya terus berdoa, berharap ada keajaiban. Dan benar saja, sambil memutari ka’bah, kakinya menendang sesuatu yang lembut. Ia menunduk—dan di sana, tergeletak tas kecilnya. Tak ada yang hilang. Dompet dan ponsel masih utuh.

Air matanya kembali mengalir. Ia tahu, ini bukan kebetulan. Ini adalah karomah. Sebuah pertolongan dari Allah melalui wasilah waliyullah yang ia cintai: Abah Guru Sekumpul.

Peristiwa ini menjadi bukti bahwa karomah para waliyullah Abah Guru Sekumpul dan bentuk kasih sayang Allah yang disalurkan melalui hamba-hamba pilihan-Nya. Ia juga mengajarkan bahwa keajaiban sering kali hadir di tengah keikhlasan, kesabaran, dan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Semoga Tahun ini bisa melaksanakan ibadah Umroh…Aamiin..Yaa Robbal Aalamiin…


Komentar

Populer

Cek Status SBU Antara Regulasi dan Integrasi Sistem Dalam Evaluasi Pokja Pemilihan

PENGADAAN LANGSUNG DENGAN NILAI PENGADAAN DIBAWAH 50 JUTA